GPIB jemaat "IMMANUEL" di Probolinggo

62 335 421357 // 431237 , Rayon-B , Regio-II , BP Mupel Jatim ................................................................................................................. Tema (2006 - 2011) : Mempersiapkan Masa Depan Bangsa yang Damai dengan Sikap Tulus dan Jujur (Mazmur 37 : 37) ..................... Sub-tema (2006 - 2007) : Membangun Masa Depan dengan Semangat Perdamaian dan Pemulihan dalam Yesus Kristus (Roma 15 : 7)

Sunday, February 29, 2004

Minggu Sengsara II , Kejadian 14 : 1 - 14

Hari Minggu Sengsara II
Hari Minggu 29 Februari 2004
TUHAN MENOLONG DITENGAH HIMPITAN

Keluaran 14 : 1 14
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa, demikian: "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut. Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka. Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah TUHAN." Lalu mereka berbuat demikian. Ketika diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa itu telah lari, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa itu, dan berkatalah mereka: "Apakah yang telah kita perbuat ini, bahwa kita membiarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita?" Kemudian ia memasang keretanya dan membawa rakyatnya serta. Ia membawa enam ratus kereta yang terpilih, ya, segala kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya. Demikianlah TUHAN mengeraskan hati Firaun, raja Mesir itu, sehingga ia mengejar orang Israel. Tetapi orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang dinaikkan. Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon. Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN, dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini." Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Keluaran 14:1-14 TB)

Nyanyian : Kidung Jemaat 30a : 1, 2
Doa

Musa membawa Orang Israel berkemah di depan Pi hahirot, antara Migdol dan laut. Mereka berkemah tepat di depan Baal ¬Zefon di tepi laut. Firaun dan pasukannya yang mengenal medan dan strategi perang mengira mereka telah tersesat dan terkepung di padang gurun. Firaun mengeraskan hatinya, ia membawa enam ratus kereta dan pasukannya mengejar Israel. Orang prang Is¬rael kini terhimpit di antara pasukan Firaun yang mengejarnya dan lautan di depannya.Kita lihat bagaimana sikap umat Allah yang sedang terhimpit dan terkepung itu. Mereka nampaknya begitu ketakutan dan kacau balau. Ada yang berseru seru kepadaTuhan, akan tetapi tidak kurang banyaknya yang marah terhadap Musa dan menyalahkannya. Mereka menunjukkan sikap tak beriman dan tak tau bersyukur. Lebih dari itu, mereka menunjukkan sikap tidak mengerti mengapa dan untuk apaTuhan membebaskannya dari negeri perhambaan di Mesir. Ada pula yang menunjukkan sikap lebih suka tinggal di Mesir sebagai budak Firaun daripada menjadi umat Allah.Tidakkah banyak kali kita juga menunjukkan sikap seperti orang orang Israel di tengah himpitan hidup ini? Kita nampak hanya ingin enak dan senangnya saja sebagai umat Tuhan. Kita begitu rapuh jika harus menghadapi berbagai kesulitan. Kita terlalu banyak berkeluh kesah dan saling menyalahkan, malahan tidak rela berkorban sedikit pun memikul tanggung jawab bersama. Maka, kita pun menjadi orang tak tau bersyukur dan berterima kasih, bahkan tidak mengerti mengapa Tuhan telah memanggil dan mengutuskan kita di dunia ini. Di tengah himpitan Tuhan datang menolong dan menyelamatkan umat Nya. Itu berarti Tuhan tidak bermaksud mengorbankan umat Nya. Sebaliknya, Tuhan sedang mendidik umat Nya beriman dan berharap kepada¬Nya dalam segala hal, sebab hanya Tuhan saja yang dapat kita andalkan bagi keselamatan kita. Tuhanlah penebus dan juruselamat bagi umat yang beriman kepada Nya.

Doa.
Nyanyian : Kidung Jemaat 30a : 3 4

Sunday, February 22, 2004

Minggu Sengsara I , 22 Pebruari 2004

Minggu Sengsara I , 22 Pebruari 2004
Jadwal Ibadah sepekan
Minggu, 22 Pebruari 2004 : Yeremia 20 : 7 - 9
Senin, 23 Pebruari 2004 : Yeremia 20 : 10 - 14
Hari libur kantor GPIB ‘Immanuel’ Probolinggo
Selasa, 24 Pebruari 2004 : Yeremia 20 : 15 - 18
Pk. 17.00 : Ibadah BPK PW di Ny. Anik Ambayong , d/a Jl. Mayjen Hariyono ___ Probolinggo ( Lt : Ny. Diah Ulupi ; PF : Pnt. Randutan M Pulungan )
Rabu, 25 Pebruari 2004 : Yeremia 15 : 10 - 12
Pk. 19.00 :
Sektor I di Kel. Man Riskandar Palando , d/a Komp. Yuangga ___ (depan terminal) Probolinggo ( Lt : Ny. Diah Ulupi ; PF : Pnt. Kusudiharsono )
Sektor II di Kel. Gustin Singale , d/a Jl. K H Mansur 110 Probolinggo ( Lt : Dkn. Ny. Suparmi Sodak ; PF : Dkn. Ny. Poibe T Wibisono-Panggabean )
Sektor III di Kel. Rudy Iskandar , d/a Perum Sumber Taman Indah ___ Probolinggo (Lt : Ny. Manurung ; PF : Pdt. Maxi A Y Iroth, S Th )
Kamis, 26 Pebruari 2004 : Yeremia 15 : 18 - 21
Pk. 18.00 : Persiapan Presbiter di Kantor GPIB ‘Immanuel’ Probolinggo , d/a Jl. Suroyo 32 Probolinggo
Jumat, 27 Pebruari 2004 : Yeremia 15 : 15 - 17
Pk. 19.00 : Ibadah BPK PKB di Bp. Jeffry Lengkong, d/a Perum Kopian Baear A-10 Probolinggo (Lt : Dkn. Soewadji Wijaya ; PF : Pnt. Sientje F Lilipaly-Mantiri )
Sabtu, 28 Pebruari 2004 : Yeremia 17 : 14 - 17
Minggu, 29 Pebruari 2004
Pk. 08.00 : PPA TK di Gedung PA : Dkn. Ny. M Laura T Tahapary-Silaen
PPA KK di Gedung PA : Sdri Ribca Talumewo
PPA KT di Gedung PA : Ny. Yohana D Suitela
PPT Eka & Dwi di Gedung PT : Pnt. Kusudiharsono

Berdasarkan warta jemaat yg diedarkan pada Ibadah Minggu 22 Pebruari 2004

Sunday, February 15, 2004

Minggu Epifania VI , 15 Pebruari 2004

Minggu Epiphania VI , 15 Pebruari 2004
Jadwal Ibadah sepekan
Minggu, 15 Pebruari 2004 : Yohanes 3 : 1 - 23
Senin, 16 Pebruari 2004 : Yohanes 4 : 9 - 25
Hari libur kantor GPIB ‘Immanuel’ Probolinggo
Selasa, 17 Pebruari 2004 : Yohanes 4 : 45 - 53
Pk. 17.00 : Ibadah BPK PW di Gedung GPIB ’Immanuel’ Probolinggo d/a Jl Suroyo 32 Probolinggo ( Lt : Ny. Hernie Pitoy ; PF : Pnt. Julius M Timbas )
Rabu, 18 Pebruari 2004 : Imamat 11 : 1 - 12
Sektor I di Kel. K. Sinuhaji , d/a Komp. Kopian Baru Barat ___ Probolinggo ( Lt : Ny. Siagian ; PF : Pnt. Rully Hengky Talumewo )
Sektor II di Kel. Ny. Sientje F Lilipaly-Mantiri , d/a Jl. Panjaitan 76 Probolinggo ( Lt : Ny. G Singale ; PF : Pdt. Maxi A Y Iroth, S Th )
Sektor III di Kel. Ny. Lidya A Suyono-Kusuma , d/a Perum Arum Permai ___ Probolinggo (Lt : Ny. Sri W Subagio ; PF : Pnt. Doris Markoni )
Kamis, 19 Pebruari 2004 : Bilangan 21 : 4 - 9
Pk. 18.00 : Persiapan Presbiter di Kantor GPIB ‘Immanuel’ Probolinggo , d/a Jl. Suroyo 32 Probolinggo
Jumat, 20 Pebruari 2004 : Imamat 25 : 23 - 28
Sabtu, 21 Pebruari 2004 : Yohanes 15 : 1 - 8
Minggu, 22 Pebruari 2004
Pk. 08.00 : PPA TK di Gedung PA : Ny. Tien Susanna Doris
PPA KK di Gedung PA : Ny. Lusi Sugiarti
PPA KT di Gedung PA : Dkn. Ny. Lidya A Suyono-Kusuma
PPT Eka & Dwi di Gedung PT : Pnt. Adry Marthen

Berdasarkan warta jemaat yg diedarkan pada Ibadah Minggu 15 Pebruari 2004

Sunday, February 08, 2004

Minggu Epifania V , 1 Raja-raja 3 : 14 - 15

Minggu Epifania V
Hari Minggu 08 Februari 2004

"KONSEKWENSI HIDUP BERHIKMAT"
I Raja Raja 3 : 14 15
Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu." Lalu terjagalah Salomo; ternyata ia bermimpi. Sekembalinya ke Yerusalem, berdirilah ia di hadapan tabut perjanjian Tuhan, dipersembahkannya korban-korban bakaran dan korban-korban keselamatan, kemudian ia mengadakan perjamuan bagi semua pegawainya. (1 Raja-raja 3:14-15 TB)

Nyanyian : Kidung Jemaat 383: 1,2
Doa

Salomo menyadari betul ketika ia menjadi raja bukan semata¬-mata kebesaran dari nama ayahnya Daud, tetapi kasih karunia Allah (ayt 6). Itulah sebabnya ia memulai masa pemerintahannya dengan Iman dan kasih kepada Allah (ayt 3). la berdoa memohon hikmat Tuhan serta hati yang paham menimbang perkara sehingga dalam menjalankan tugasnya sebagai raja nanti, ia dengan jelas mengetahui mana yang benar mana yang salah, mana yang adil dan benar serta manakah yang sesuai dengan kehendak Allah (ayt 11 13).Orang yang berhikmat adalah orang yang menemukan rahasia bertindak secara tepat dan benar. Ada dua hal yang dituntut dari Salomo yaitu:1. Hidup menurut jalan yang ditunjukan Nya2. Tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah NyaKetidak setiaan Salomo dikemudian hari dapat mencegah realisasi sepenuhnya akan hikmat Allah ini bagi hidupnya (Bd 11:1 8). Kadang kadang banyak hal yang kita minta dari Tuhan untuk memenuhi segala kebutuhan kita, tetapi kita mengabaikan ketetapan dan perintah perintah Nya.Bagaimanakah hikmat itu dapat dinikmati? Tidak ada cara lain, orang tersebut harus taat kepada Firman Tuhan. Makin taat kepada,Tuhan, maka hikmat itupun makin nampak dalam kehidupan orang tersebut. Artinya, apabila kita mendengarkan dan melakukan apa yang Tuhan katakan melalui Firman Nya. Apabila kita mengandalkan Dia dalam segala situasi, apabila kita mempunyai persekutuan yang terus menerus secara pribadi dengan Tuhan, maka hikmat itu akan berekspresi dalam setiap perilaku kita.Jadi jelas, ada korelasinya antara ketaatan kita kepada Tuhan dan hikmat yang kita peroleh, itulah konsekwensi hidup berhikmat.

Doa.
Nyanyian : Kidung Jemaat 383: 4

Sunday, February 01, 2004

Minggu Epifania IV , Hakim-hakim 6 : 11 - 24

Minggu Epifania IV
Hari Minggu 01 Februari 2004

PERJUMPAAN DAN PENGUTUSAN MENJADI PEMIMPIN
Hakim Hakim 6 : 11 - 24
Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian." Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!" Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis." Maka jawabnya kepada-Nya: "Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku. Janganlah kiranya pergi dari sini, sampai aku datang kepada-Mu membawa persembahanku dan meletakkannya di hadapan-Mu." Firman-Nya: "Aku akan tinggal, sampai engkau kembali." Masuklah Gideon ke dalam, lalu mengolah seekor anak kambing dan roti yang tidak beragi dari seefa tepung; ditaruhnya daging itu ke dalam bakul dan kuahnya ke dalam periuk, dibawanya itu kepada-Nya ke bawah pohon tarbantin, lalu disuguhkannya. Berfirmanlah Malaikat Allah kepadanya: "Ambillah daging dan roti yang tidak beragi itu, letakkanlah ke atas batu ini, dan curahkan kuahnya." Maka diperbuatnya demikian. Dan Malaikat TUHAN mengulurkan tongkat yang ada di tangan-Nya; dengan ujungnya disinggung-Nya daging dan roti itu; maka timbullah api dari batu itu dan memakan habis daging dan roti itu. Kemudian hilanglah Malaikat TUHAN dari pandangannya. Maka tahulah Gideon, bahwa itulah Malaikat TUHAN, lalu katanya: "Celakalah aku, Tuhanku ALLAH! sebab memang telah kulihat Malaikat TUHAN dengan berhadapan muka." Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati." Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya: TUHAN itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra, kota orang Abiezer. (Hakim-hakim 6:11-24 TB)

Nyanyian : Kidung Jemaat 353: 1 & 2
Doa

Allah menjumpai Gideon. Dalam perjumpaan itu Allah memanggil dan mengutus Gideon menjadi pemimpin Israel. Sekalipun Gideon, dengan berbagai alasan, menolak pengutusan Allah; namun pada akhirnya ia berserah ke dalam keputusan Allah. Penyerahan diri itu didasarkan pada janji Allah, bahwa la akan menyertai Gideon dalam pekerjaannya. Allah sendirilah yang memimpin Israel melalui Gideon. Gideon hanyalah alat di dalam tangan Allah untuk melaksanakan kehendak Nya.Pemimpin di dalam proses kepemimpinannya harus taat dan setia kepada Allah. Pemimpin harus menyadari, bahwa umat ataupun rakyat bukanlah miliknya. Rakyat dan umat adalah milik Allah. Dari umat atau rakyat itulah Allah memilih dan menetapkan pemimpin. Jika seseorang dipilih, entah oleh rakyat maupun umat, menjadi pemimpin; maka orang itu harus menyadari, bahwa Allah ikut bekerja di dalam proses pencalonan dan pemilihannya. Jika Allah tidak berkenan ia tidak akan berhasil, sekalipun dengan berkampanye dan membagi bagikan uang.Kesadaran seperti dikemukakan di atas harus menjadi motivasi dasar bagi seorang pemimpin, sehingga ia tidak menggunakan pendekatan kekuasaan dalam menuntaskan berbagai persoalan umat atau rakyat. Jika seorang pemimpin menyembah Allah, maka ia harus mendengar suara Allah. Namun umat atau rakyat pun harus menyadari, bahwa suara rakyat atau umat tidak sama suara Allah, sebab keinginan mayoritas rakyat atau umat bukanlah kehendak Allah. Seorang pemimpin boleh mendengar suara umat atau rakyatnya, tetapi ia harus bertanya pada Allah: apakah yang harus dilakukan. Untuk dapat mendengar dan memahami suara Allah, seorang pemimpin harus mendekatkan diri dan merenungkan Firman Nya. Dari sanalah akan mengalir hikmat dan kepandaian, sehingga pemimpin dapat membedakan apa yang baik dan berkenan pada Allah.

Doa.
Nyanyian : Kidung Jemaat 353: 3