GPIB jemaat "IMMANUEL" di Probolinggo

62 335 421357 // 431237 , Rayon-B , Regio-II , BP Mupel Jatim ................................................................................................................. Tema (2006 - 2011) : Mempersiapkan Masa Depan Bangsa yang Damai dengan Sikap Tulus dan Jujur (Mazmur 37 : 37) ..................... Sub-tema (2006 - 2007) : Membangun Masa Depan dengan Semangat Perdamaian dan Pemulihan dalam Yesus Kristus (Roma 15 : 7)

Sunday, January 02, 2005

e-SGD, 2 Januari 2005

MINGGU II ses. NATAL KRISTUS
Hari Minggu, 02 Januari 2005

ANAK ITU MENJADI SUATU TANDA
Injil Lukas 2 : 33 – 35

Maria dan Yusuf yang disebut sebagai bapanya heran atau terpana dengan apa yang dikatakan tentang Yesus oleh Simeon. Kemudian Simeon memberkati mereka. Berkat ini sepertinya merefleksikan dua hal yang disimbolkan dalam Perjanjian Lama yaitu dalam Yesaya 8 : 14 tentang batu sentuhan atau batu sandungan bagi banyak orang Israel. Yang kedua adalah sebagai Pedang, sebagaimana diungkapkan dalam Yehezkiel 14 : 17 . Dalam konteks ini kedua hal tersebut di atas menunjuk pada dua hal penting yaitu :

Bahwa kedatangan Juruselamat atau Mesias berarti sebuah pilihan penghukuman;
kedatangan Mesias juga menunjuk pada penderitaan.

Kedua hal tersebut di atas diperhadapkan pada umat, bahwa jika mereka ingin hidup dalam berkat Allah, maka jalan penderitaan sebagaimana yang dijalani oleh Kristus adalah konsekwensinya, serta kehadiran-Nya akan menentukan keselamatan manusia.
Oleh karena dosa, maka manusia hidup jauh dari kehendak Allah. Kehidupan yang semestinya membawa damai sejahtera, justru berakhir pada kehancuran. Keserakahan, pola hidup yang mencari kesenangan semata, menghalalkan segala cara demi kepentingan diri atau kelompok sendiri, manusia saling mengeksploitasi sesamanya demi untuk keuntungan-keuntungan material sesaat, ketidakadilan, kebencian, dendam, dan sebagainya, telah membawa manusai pada keputusan-keputusan yang salah, tindakan-tindakan yang tidak bertanggung-jawab, bahkan manusia kehilangan kehidupan yang dipenuhi oleh damai sejahtera.
Memasuki tahun 2005, tidak berarti bahwa kita tidak akan menjumpai atau mengalami bahkan menjadi korban dari keadaan di atas. Barangkali situasinya akan semakin sulit dan manusia tidak lagi memerlukan nilai-nilai Kristiani untuk menjadi rambu dalam kehidupannya.
Akankah kita membiarkan segala sesuatu berjalan menurut kemauan manusia atau hidup kita ditentukan oleh dunia ini ? Mari kita merenungkan sejenak apa yang hendak Firman Tuhan katakan :
Pertama, Oleh kasih-Nya Allah telah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia. Ia mengutus Yesus Kristus untuk melawati kita. Ketika Ia melawati kita, itu artinya Ia datang menyapa kita pada kondisi kita yang paling nyata, yakni situasi hidup kita yang paling kelam, pedih, bingung, tanpa arah, tak berpengharapan, dsb
Kedua, lawatan-Nya menjadi tanda, menjadi syarat bagi kita untuk hidup di dalam rencana keselamatan-Nya atau kita binasa . Kehadirannya mau tidak mau, suka atau tidak suka akan membawa perubahan-perubahan yang menuntut kita untuk mengorbankan segala sesuatu yang menghalangi rencana keselamatan yang hendak Ia buat.
Ketiga, Kehadiran-Nya juga menjadi tanda bahwa hidup di dalamKristus tidak menjanjikan hal-hal yang mudah, sebaliknya orang percaya seringkali dituntut untuk hidup menyangkal diri dan memikul salib. Sekalipun demikian Ia menjanjikan kemenangan dan keselamatan yang kekal.
Memasuki dan menjalani tahun yang baru yakni tahun 2005, dengan berbagai persoalan di dalamnya tidak harus membuat kita takut atau kehilangan motivasi, sebaliknya dengan memandang pada Kristus kita akan memperoleh kekuatan dan kepastian akan pimpinan-Nya yang tidak berkesudahan.
( SABDA GUNA DHARMA, Edisi 88 Januari – Pebruari 2005 )