GPIB jemaat "IMMANUEL" di Probolinggo

62 335 421357 // 431237 , Rayon-B , Regio-II , BP Mupel Jatim ................................................................................................................. Tema (2006 - 2011) : Mempersiapkan Masa Depan Bangsa yang Damai dengan Sikap Tulus dan Jujur (Mazmur 37 : 37) ..................... Sub-tema (2006 - 2007) : Membangun Masa Depan dengan Semangat Perdamaian dan Pemulihan dalam Yesus Kristus (Roma 15 : 7)

Wednesday, August 19, 2009

Bacaan Tambahan 23 Aug 09 (Pdt NR)

A M S A L 2 2 : 2 2 – 2 3
(Beberapa Catatan dan Informasi/Kutipan Lepas)

1. Pengantar
Kronologi:
Th. 1010-970 sM : Masa pemerintahan Raja Daud.
Th. 970-930 sM : Masa pemerintahan Raja Salomo.
Kr. (kira-kira) th. 970-930 sM: Banyak amsal mulai ditulis.
Th. 930 sM : Kerajaan Israel pecah menjadi dua kerajaan.
Th. 715-686 sM : Kitab Amsal disusun dan di-edit.
Th. 586 sM : Yerusalem direbut. Kota dan Bait Suci dihancurkan.
[Sumber: Quest Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2003), p. 897].
Informasi: Amsal, Kitab. Judul Ibraninya misyle, ‘amsal dari’, adalah singkatan dari misyle
syelomoh ‘amsal-amsal dari Salomo’, 1:1. Sebagai himpunan dari kumpulan-
kumpulan amsal, Ams adalah kitab panduan bagi hidup yg berhasil. Tanpa secara
langsung menekankan tema-tema profetis yg besar (ump. perjanjian) Ams menun-
jukkan bagaimana iman khusus Israel mempengaruhi hidupnya yg umum [kutipan
dari Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid 1, terj. (Jakarta: YKBK/OMF, 1992), hlm. 46].

Hebrew wisdom is the art of success, and Proverbs [Indonesia: Amsal] is a guide-
book for successful living. By citing and illustrating both negative and positive rules
of life, Proverbs clarifies right and wrong conduct in a host of situations. … The
prime mission of Proverbs is to spell out strikingly, memorably, and concisely just
what it means to be fully at God’s disposal [kutipan dari William S. LaSor, et. al., Old
Testament Survey (Grand Rapids, Mich.: W.B. Eerdmans, 1990), pp. 547ff].

… Prov. [Ams] has an anthropological focus. It looks at man qua man, rather than
in the light of God. The human will, rather than the redeeming action of God, is the
decisive factor in a man’s destiny. … The way of knowledge rather than the life of
faith is dominant in the Wisdom Movement [kutipan dari Peake’s Commentary on the Bible
(London: Thomas Nelson, 1972), p. 444].

[Isi Kitab Amsal, Bagian ketiga]
Fasal 22:17 – 24:34: Dua kumpulan amsal yang berasal dari perkataan orang-
orang yang berhikmat [kutipan dari J. Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama
(Jakarta: BPK-GM, 1996), hlm. 154].

2. Eksposisi
Ayat 22: Larangan dalam ayat ini hendaknya dipahami dengan memperhatikan nasihat dalam
ayat 9: “Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan
si miskin”. “Orang lemah” (Inggris: “the poor”, NIV] dalam bahasa Ibraninya adalah
ani. Istilah ini juga dipakai dalam Mzm 102:1 --- “Doa orang sengsara [ani], pada
waktu ia lemah lesu dan mencurahkan pengaduannya ke hadapan TUHAN.”
Pintu gerbang adalah tempat di mana proses pengadilan dilakukan. Menginjak-injak
orang yang berkesusahan menyiratkan ketidakberdayaan orang miskin (ani) dalam
proses pengadilan itu [Sumber: New International Encyclopedia of Bible Words (Grand Rapids,
Mich.: Zondervan, 1991), p. 488].
Informasi: Kata yang paling banyak muncul untuk ‘orang miskin’ dalam Perjanji-
an Lama adalah ani; ia dipergunakan 77 kali dan terutama dalam kitab
Mazmur: 29 kali. Secara harafiah berarti orang yang membungkuk, yang
hidup dalam keadaan rendah. Dia harus memandang ke atas, bila ber-
hadapan dengan orang yang lebih tinggi. Si ani adalah orang yang
bungkuk, yang berada di bawah tekanan dan dalam hubungan yang
tergantung … sebagai akibat dari tindakan-tindakan ekonomi [sehingga]
tidak lagi dapat berdiri tegak. Kata ini jelas adalah kata-relasi, kata yang
melukiskan suatu hubungan, di mana menarik perhatian bahwa yang
berhadapan dengan si ani bukan si kaya, melainkan si pemakai keke-
rasan, si penekan, sang penjajah, yang menjerumuskan sesamanya ke
dalam posisi yang rendah dan mempertahankannya dalam keadaan itu
[kutipan dari Conrad Boerma, Dapatkan Orang Kaya Masuk Sorga?, terj. (Jakarta: BPK-
GM, 1999), hlm.11f.].

Ayat 23: Salah satu ciri khas Perjanjian Lama ialah menyuguhkan Allah sebagai pembela ka-
um yang tertindas dan miskin (bnd. Kel 22:21-24).
Informasi: The God we worship is deeply concerned that the poor and the needy
receive justice, deliverance, and vindication [Mzm 35:10]. These issues
deserve to be high on the agenda for any nation or public servant seek-
ing to honor God and receive divine blessing.
… Thus, to be in the side of God is to take up the cause of the poor
[kutipan dari What Does the Bible Say About … (Nashville, Tenn.: Thomas Nelson,
2001), p. 308].

3. Excursus: “Membagi rezeki dengan si Miskin” (Ams 22:9)
Seluruh ciptaan Allah --- itu termasuk dunia material --- ada di bawah kuasa kebapaan
ilahi dari Bapa Sorgawi, yang menyediakannya bagi kebutuhan anak-anak-Nya yang semu-
anya adalah anak-anak [dari] satu Bapa, dan oleh karenanya dimaksudkan bagi semua dan
bukan cuma untuk beberapa [orang saja].
Prinsip pemilikan ilahi dan keadilan sosial adalah dua prinsip yang fundamental dan
tak terpisahkan dalam pandangan dunia orang Kristen. Itulah sebabnya, misalnya, pemberi-
an derma atau sedekah di dalam etika Kristen dan teologi moral Kristen adalah sedekah di
dalam kerangka keadilan, dan bukan belas kasihan. Dalam arti tertentu, memberikan apa
yang dibutuhkan oleh sesama kita dan berbagi sesuatu dengan mereka --- sesungguhnya
memberikan apa yang sebenarnya adalah hak dan milik mereka. Ia bukanlah suatu “noblesse et
largesse oblige” atau budi luhur, melainkan semata-mata suatu kewajiban penatalayanan.
Di situ kita tidak sedang bermurah hati kepada saudara kita yang berkekurangan, melain-
kan sedang melakukan tugas penatalayanan terhadap harta milik Allah sesuai dengan ke-
hendak Allah. Kita adalah penatalayan-penatalayan Allah, yang bertindak bagi Dia dengan
mendistribusikan milik-Nya bagi anggota-anggota keluarga Allah di bumi ini [kutipan dari Eka
Darmaputera, Etika Sederhana Untuk Semua (Jakarta: BPK-GM, 1995), hlm. 81].

- - - NR - - -