GPIB jemaat "IMMANUEL" di Probolinggo

62 335 421357 // 431237 , Rayon-B , Regio-II , BP Mupel Jatim ................................................................................................................. Tema (2006 - 2011) : Mempersiapkan Masa Depan Bangsa yang Damai dengan Sikap Tulus dan Jujur (Mazmur 37 : 37) ..................... Sub-tema (2006 - 2007) : Membangun Masa Depan dengan Semangat Perdamaian dan Pemulihan dalam Yesus Kristus (Roma 15 : 7)

Sunday, February 01, 2004

Minggu Epifania IV , Hakim-hakim 6 : 11 - 24

Minggu Epifania IV
Hari Minggu 01 Februari 2004

PERJUMPAAN DAN PENGUTUSAN MENJADI PEMIMPIN
Hakim Hakim 6 : 11 - 24
Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian." Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!" Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis." Maka jawabnya kepada-Nya: "Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku. Janganlah kiranya pergi dari sini, sampai aku datang kepada-Mu membawa persembahanku dan meletakkannya di hadapan-Mu." Firman-Nya: "Aku akan tinggal, sampai engkau kembali." Masuklah Gideon ke dalam, lalu mengolah seekor anak kambing dan roti yang tidak beragi dari seefa tepung; ditaruhnya daging itu ke dalam bakul dan kuahnya ke dalam periuk, dibawanya itu kepada-Nya ke bawah pohon tarbantin, lalu disuguhkannya. Berfirmanlah Malaikat Allah kepadanya: "Ambillah daging dan roti yang tidak beragi itu, letakkanlah ke atas batu ini, dan curahkan kuahnya." Maka diperbuatnya demikian. Dan Malaikat TUHAN mengulurkan tongkat yang ada di tangan-Nya; dengan ujungnya disinggung-Nya daging dan roti itu; maka timbullah api dari batu itu dan memakan habis daging dan roti itu. Kemudian hilanglah Malaikat TUHAN dari pandangannya. Maka tahulah Gideon, bahwa itulah Malaikat TUHAN, lalu katanya: "Celakalah aku, Tuhanku ALLAH! sebab memang telah kulihat Malaikat TUHAN dengan berhadapan muka." Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati." Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya: TUHAN itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra, kota orang Abiezer. (Hakim-hakim 6:11-24 TB)

Nyanyian : Kidung Jemaat 353: 1 & 2
Doa

Allah menjumpai Gideon. Dalam perjumpaan itu Allah memanggil dan mengutus Gideon menjadi pemimpin Israel. Sekalipun Gideon, dengan berbagai alasan, menolak pengutusan Allah; namun pada akhirnya ia berserah ke dalam keputusan Allah. Penyerahan diri itu didasarkan pada janji Allah, bahwa la akan menyertai Gideon dalam pekerjaannya. Allah sendirilah yang memimpin Israel melalui Gideon. Gideon hanyalah alat di dalam tangan Allah untuk melaksanakan kehendak Nya.Pemimpin di dalam proses kepemimpinannya harus taat dan setia kepada Allah. Pemimpin harus menyadari, bahwa umat ataupun rakyat bukanlah miliknya. Rakyat dan umat adalah milik Allah. Dari umat atau rakyat itulah Allah memilih dan menetapkan pemimpin. Jika seseorang dipilih, entah oleh rakyat maupun umat, menjadi pemimpin; maka orang itu harus menyadari, bahwa Allah ikut bekerja di dalam proses pencalonan dan pemilihannya. Jika Allah tidak berkenan ia tidak akan berhasil, sekalipun dengan berkampanye dan membagi bagikan uang.Kesadaran seperti dikemukakan di atas harus menjadi motivasi dasar bagi seorang pemimpin, sehingga ia tidak menggunakan pendekatan kekuasaan dalam menuntaskan berbagai persoalan umat atau rakyat. Jika seorang pemimpin menyembah Allah, maka ia harus mendengar suara Allah. Namun umat atau rakyat pun harus menyadari, bahwa suara rakyat atau umat tidak sama suara Allah, sebab keinginan mayoritas rakyat atau umat bukanlah kehendak Allah. Seorang pemimpin boleh mendengar suara umat atau rakyatnya, tetapi ia harus bertanya pada Allah: apakah yang harus dilakukan. Untuk dapat mendengar dan memahami suara Allah, seorang pemimpin harus mendekatkan diri dan merenungkan Firman Nya. Dari sanalah akan mengalir hikmat dan kepandaian, sehingga pemimpin dapat membedakan apa yang baik dan berkenan pada Allah.

Doa.
Nyanyian : Kidung Jemaat 353: 3