e-SGK, 5 Januari 2005
MINGGU sesudah NATAL KRISTUS
Hari Rabu, 05 Januari 2005
DARI MESIR KUPANGGIL ANAKKU ITU
Injil Matius 2 : 13 – 15
PENDAHULUAN
Pemanggilan Allah atas umat-Nya di Mesir adalah sebuah sejarah perjalanan iman orang percaya. Pengalaman perbudakan di Mesir telah menjadi tonggak sejarah, dimana Allah turun tangan untuk menyelamatkan umat-Nya yang Ia kasihi. Tindakan Allah yang melawat umat-Nya dalam kesusahan, telah mengantar mereka untuk keluar dari perbudakan dan masuk dalam kemerdekaan sebagai umat Allah. Sejarah tersebut kembali berulang ketika Yesus dilahirkan. Ia harus terbuang ke Mesir, dan dari sana pula Allah membawanya untuk menyelamatkan umat manusia.
PEMAHAMAN TEKS ALKITAB
Kelahiran Yesus tidak hanya membawa sukacita bagi manusia, sebagaimana yang dialami oleh para majus. Pada pihak lain ada penolakan yang terjadi terhadap kehadiran-Nya. Bahkan penolakan itu diikuti dengan tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab, sebagaimana yang dilakukan oleh Herodes.
Alah tetap pada rencananya, dimana hal tersebut dinyatakan dengan perintah kepada Yusuf untuk pergi ke Mesir hingga pada waktu yang akan Tuhan tentukan.
Dalam ketaatannya kepada Allah Yusuf pergi bersama Maria dan Yesus, sebagaimana yang diperintahkan Tuhan kepadanya.
Perkataan nabi Hosea kemudian dikutip untuk menunjukkan penggenapan janji Allah. Sekalipun dalam konteks Hosea kata “Anakku” di situ ditujukan kepada Israel, sementara dalam pembacaan ini ditujukan kepada Yesus.
Pengalaman iman di Mesir menjadi penting, karena dari situlah Allah bertindak membawa umat-Nya keluar dari penderitaan perbudakan, dan masuk dalam keselamatan yang Ia janjikan. Pengalaman iman inilah yang hendak dikaitkan dengan kehadiran Yesus. Ia memulai perjalanan keselamatan itu dari Mesir, negeri perbudakan. Allah memulai pekerjaan-Nya di dalam Kristus mulai pada kenyataan hidup manusia yang paling pahit yaitu perbudakan dosa.
POKOK-POKOK DISKUSI
Apakah makna kelahiran Kristus bagi saudara pribadi, keluarga dan jemaat ?
Adakah kita mengalami saat-saat yang sulit seperti umat Allah di Mesir, yang membuat kita merasa dan mengalami bahwa Ia melawat kita sampai pada pusat hidup kita yang paling nyata ?
( SABDA GUNA KRIDA GPIB, Edisi 56 Januari-Pebruari 2005)
<< Home