GPIB jemaat "IMMANUEL" di Probolinggo

62 335 421357 // 431237 , Rayon-B , Regio-II , BP Mupel Jatim ................................................................................................................. Tema (2006 - 2011) : Mempersiapkan Masa Depan Bangsa yang Damai dengan Sikap Tulus dan Jujur (Mazmur 37 : 37) ..................... Sub-tema (2006 - 2007) : Membangun Masa Depan dengan Semangat Perdamaian dan Pemulihan dalam Yesus Kristus (Roma 15 : 7)

Wednesday, January 05, 2005

e-SGD, 9 Januari 2005

MINGGU EPIPHANIA I
Hari Minggu, 09 Januari 2005

YESUS : SANG RAJA DAN HAMBA TUHAN
Injil Lukas 3 : 21 – 22

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus
Secara duniawi gagasan tentang status dan fungsi seorang Raja tidaklah sama dengan kedudukan seorang hamba. Pemerintahan Monarkhi maupun pemerintahan Demokrasi memberikan kepada penguasa dunia ini otoritas dan kekuasaan cukup luas untuk menyelenggarakan pemerintahan. Seorang Raja memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan tentang berbagai hal dalam penatalaksanaan Kerajaannya, sedangkan seorang hamba tidak dapat berbuat apapun, malahan tidak dapat pula membuat keputusan tentang pekerjaannya termasuk berkaitan dengan kehidupan pribadinya.
Pemahaman seperti itu berbeda dari pemberitaan Alkitab tentang fungsi dan tugas raja. Alkitab menegaskan, bahwa Israel adalah umat Allah. Mereka dibentuk dan dilahirkan sebagai sebuah bangsa berdasarkan karya pembebasan yang bermula pada peristiwa di Mesir, bahkan sudah terjadi sejak masa Abraham, Ishak dan Yakub (masa Patriarkh). Dasar pembentukan dan idealisme terkait pada kesatuan Israel tidak diletakkan pada upaya hakim-hakim atau raja-rajanya mempersatukan bangsa itu, melainkan terletak pada pengakuan bersama tentang YAHWEH, Allah Israel ( Ul. 6 : 4 – 6 ). Oleh karena itu, kerajaan Israel berbentuk “teokrasi” ( Yun. “theo” = Allah dan “kratos”=pemerintahan ). YAHWEH, Allah Abraham, Ishak dan Israel (=Yakub) adalah Raja mereka. Dengan demikian Kerajaan Israel adalah bentuk yang kelihatan dari Pemerintahan (Kerajaan) Allah di atas dunia ciptaan-Nya
Disebabkan YAHWEH itu Raja Israel, maka Dia memiliki hak penuh menunjuk seorang wali yang berfungsi sebagai hamba-Nya untuk menyelenggarakan dan melaksanakan pemerintahan atas umat-Nya. Sekalipun pemilihan Raja dilakukan oleh umat itu sendiri, namun hal itu tidak dapat dikatakan, bahwa umat yang menentukan kewenangan dan kekuasaan raja. Otoritas dan kekuasaan raja di Israel tergantung pada seberapa jauh oknum raja menyatakan kesetiaan dan kasihnya dalam hal memberlakukan kehendak YAHWEH. Raja adalah hamba YAHWEH (TUHAN). Jika demikian halnya, raja bukan hanya berfungsi sebagai penguasa yang memerintah semata dan menikmati hak-hak khusus karena statusnya; akan tetapi raja itupun pelaksana (hamba atau pelayan) yang menjalankan tugas-tugasnya sesuai kehendak si pemilik kerajaan, yaitu : YAHWEH.
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,
Sesudah masa hidup Yesus, Gereja dan orang-orang Kristen pertama mulai melihat dan menafsirkan kembali kehadiran Yesus Kristus. Dalam kehadiran-Nya itu Gereja dan orang Kristen menemukan ciri yang menandai keilahian-Nya, yakni : kuasa-Nya. Pada seluruh cerita pelayanan Yesus Kristus tampaklah bahwa Dia memiliki kuasa yang dahsyat, ketika Dia melakukan berbagai mujizat termasuk kebangkitan-Nya. Kekuatan kuasa yang ada di dalam diri Yesus Kristus telah menopang-Nya untuk melakukan pelayanan (pekerjaan Allah), bahkan sampai mati disalib. Kekuatan kuasa itu pun tampak secara dahsyat dan ajaib, sehingga orang Israel dan pemuka agamanya tidak berkutik, ketika Yesus Kristus membersihkan Baith Allah. Kekuatan kuasa Allah yang ada di dalam Yesus Kristus itu telah membuat kuasa iblis tunduk kepada-Nya. Dengan kata lain kita dapat menegaskan, bahwa Yesus Kristus adalah Kuasa Allah yang datang ke dalam dunia untuk menyelenggarakan pemerintahan Allah dan melaksanakan pelayanan keselamatan kepada Israel dan seluruh manusia.

( SABDA GUNA DHARMA, Edisi 88 Januari – Pebruari 2005 )