GPIB jemaat "IMMANUEL" di Probolinggo

62 335 421357 // 431237 , Rayon-B , Regio-II , BP Mupel Jatim ................................................................................................................. Tema (2006 - 2011) : Mempersiapkan Masa Depan Bangsa yang Damai dengan Sikap Tulus dan Jujur (Mazmur 37 : 37) ..................... Sub-tema (2006 - 2007) : Membangun Masa Depan dengan Semangat Perdamaian dan Pemulihan dalam Yesus Kristus (Roma 15 : 7)

Thursday, September 03, 2009

Bacaan Tambahan (6 Sep 09) : Pdt NR

K E J A D I A N 2 1 : 1 - 7(Beberapa Catatan dan Informasi/Kutipan Lepas)

1. Pengantar
Cerita tentang Abraham (11:27-23:20) … Sara, Ishak, dan Ismael (20:1-23:20) [kutipan dari Ensi-
klopedi Alkitab Masa Kini, Jilid 1, terj. (Jakarta: YKBK/OMF, 1992), hlm. 531].
Fasal 21: Tentang kelahiran Ishak (ayat 1-7); Abraham mengusir Hagar dan Ismael (ayat 8-
21); perjanjian antara Abraham dan Abimelekh (ayat 22-34). […]
Tuhan memperhatikan Sara dan menepati janjiNya, Sara kemudian mengandung dan me-
lahirkan Ishak, anak perjanjian itu. Setelah hari yang kedelapan, Abraham menyunatkan
Ishak. Kemudian setelah besar, Sara meminta kepada Abraham, agar mengusir Hagar dan
Ismael.
Hagar dan Ismael meninggalkan tempat mereka. Di tengah jalan, ketika air mereka habis,
Allah memberi mata-air kepada mereka. Akhirnya Hagar dan Ismael menetap di padang gu-
run Paran. Abraham dan Abimelekh, raja orang Filistin itu, membuat perjanjian, di mana Ab-
raham boleh tinggal lebih lama di Bersyeba [kutipan dari J. Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama (Jakarta:
BPK-GM, 1996), hlm. 35f].
Informasi: Allah memberi janji-janjiNya
Dengan perjanjianNya yang berupa sumpah-setia, Allah mengarahkan peng-
harapan para bapa leluhur (dan pengharapoan umat Israel turun-temurun) kepada
perbuatan-perbuatanNya yang besar di masa depan.Di dalam cerita-cerita Perjan-
jian Lama mengenai para bapa leluhur, unsur pengharapan ini nampak dari bebe-
rapa segi:
a) Di mana-mana disisipkan firman-firman yang berupa janji mengenai berkat,
keturunan dan tanah, yang akan diberi kepada para bapa leluhur dan kepada
ketururunan mereka.
b) Berulang-ulang dijanjikan bahwa keturunan para bapa leluhur itu akan men-
jadi suatu berkat bagi segala bangsa di bumi.
c) Meskipun penggenapan segala janji itu sudah mulai dialami oleh para bapa
leluhur, namun penggenapannya yang sesungguhnya berulang-ulang diper-
lambat, dibahayakan atau ditangguhkan. […]
Salah suatu unsur yang terkenal dan terpenting dari cerita-cerita bapa leluhur
itu ialah pemberian jani-janji [kutipan dari C. Barth, Theologia Perjanjian Lama 1 (Jakarta: BPK-GM, 2004), hlm.
119f].

2. Eksposisi
21:1-34 Ishak, ahli waris perjanjian.
[Ayat] 1 --- Bnd 17:21; 18:10, 14.
[Ayat] 3 --- Bnd 17:19.
[Ayat] 4 --- Dengan menyunatkan Ishak, Abraham menguduskan umat yg menerima janji itu
bagi Yahweh.
Informasi: Why was Isaac circumcised? (21:4)
God commanded every male in Abraham’s household to be circumcised [bnd.
17:10] [kutipan dari Quest Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2003), p. 29]
[Ayat] 6,7 Allah telah mebuat aku tertawa. Sara menaikkan pujiannya (bnd Mzm 113:9). Ia
mengulangi permainan kata atas ‘Ishak’ (bnd 17:17-19), sadar benar akan ketak-
juban tawa orang lain yg akan ditambahkan kepada tawa orangtua Ishak itu. Ia
merasa bahwa tawa ucapan selamat ini juga akan dapat menjadi ejekan dengan
dia sendiri sebagai lelucon itu (bnd Yeh 23:32)
[kutipan dari Tafsiran Alkitab Masa Kini, 1, Kejadian – Ester, terj. (Jakarta: YKBK/OMF, 1998), hlm. 111].
Informasi: 21:1-7 Who could believe that Abraham would have a son at 100 years of age ---
and live to raise him to adulthood? But doing the impossible is everyday business
for God. Our big problems won’t seem so impossible if we let God handle them.
21:7 After repeated promises, a visit by two angels, and the appearance of the
Lord himself, Sarah finally cried out with surprise and joy at the birth of her son.
Because of her doubt, worry, and fear, she had forfeited the peace she could
have felt in God’s wonderful promise to her. The way to bring peace to a trouble
heart is to focus on God’s promise. Trust him to do what he says [kutipan dari Life
Application Study Bible (Carol Steam, Illinois: Tyndale House, 2007), p. 39].
ISHAK (Ibrani yitskhaq), mungkin ‘orang ketawa’). Sewaktu mendengar pemberi-
tahuan Abraham ketawa (Kej 17:17), dan kemudian Sara sendiri tertawa saat me-
mikirkan bahwa dia yg sudah begitu tua akan melahirkan seorang putra (Kej 18:
12-15). Waktu Ishak lahir Abraham berusia 100 thn, dan Sara menyatakan bahwa
Allah membuat dia tertawa (Kej 21:6). Pada hari Ishak disapih, Ismael menerta-
wakannya (Kej 21:9, harfiah). Sulit menemukan pokok kalimat yg tepat untuk ka-
ta kerja ini, dan mungkin lebih baik memahaminya sebagai ‘ada yg menertawa-
kan’. Beberapa ahli menerjemahkannya ‘Allah ketawa’, tapi tiada alasan untuk
terjemahan ini [kutipan dari Ensiklopedi Alkitab …,, op. cit.,, hlm. 445].

3. Excursus
Cerita tentang janji akan seorang anak laki-laki kepada Abraham dan Sara terdapat dalam Ke-
jadian 17:15-22; 18:9-15 dan 21:1-8. Yang mengherankan yaitu bahwa pada waktu itu Abraham
dan Sara telah berumur sembilanpuluh tahun lebih, jauh melampaui usia untuk mengandung atau
melahirkan anak. Namun menurut cerita kuno itu janji itu dipenuhi, dan menjadi kenyataan.
Tanggapan Abraham dan Sara terhadap janji Allah itu terdiri dari tiga tahap.
(i) Tanggapan itu mulai dengan ketidak-percayaan melulu. … Pada permulaan mendengar janji
Allah, maka tanggapan manusia seringkali ialah, bahwa janji itu terlalu indah untuk diper-
cayai. […]
(ii) Tanggapan itu berkembang menuju ke ambang pengakuan. Setelah tahap ketidak-percaya-
an, maka mulai muncullah pengakuan bahwa Allahlah yang berfirman dan bahwa Allah itu
tidak dapat berdusta. … Jika kita ingat bahwa yang membuat janji itu Allah, maka pasti
muncul pengakuan bahwa bagaimanapun mengherankannya janji itu, janji itu pasti benar.
(iii) Akhirnya tanggapan itu mencapai puncaknya dengan kemampuan untuk percaya pada sesuatu
yang tak masuk akal. Menurut ukuran manusia Abraham dan Sara mustahil untuk menda-
patkan anak. Seperti kata Sara sendiri: “Siapakah tadinya yang dapat mengatakan kepa-
da Abraham: Sara menyusui anak?” (Kej 21:7). Tetapi dengan anugerah dan kuasa Allah,
maka hal yang mustahil itu menjadi kenyataan. Di sini terdapat suatu yang menantang dan
mengangkat hati setiap orang. Cavour mengatakan, bahwa hal pokok yang pertama bagi
seorang negarawan ialah: “keyakinan akan kemungkinan.” Jika kita mendengarkan orang
merencanakan, memperdebatkan dan memikirkan sesuatu dengan keras, maka kita mem-
peroleh kesan bahwa dunia ini penuh dengan hal-hal yang sebenarnya sangat kita ingin-
kan, tetapi ditolak karena dianggap mustahil. Manusia menghabiskan sebagian besar wak-
tu hidupnya untuk membatasi kekuasaan Allah. Iman adalah kemampuan untuk berpe-
gang teguh kepada anugerah yang cukup untuk semua hal sedemikian rupa, sehingga apa
yang secara manusiawi mustahil menjadi mungkin secara ilahi. Dengan Allah semua hal
adalah mungkin, sehingga kata “mustahil” tidak mempunyai tempat dalam kamus orang
Kristen dan Gereja Kristus [kutipan dai William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari, Surat Ibrani, terj. (Jakarta:
BPK-GM, 2006), hlm. 198ff].

- - - NR - - -