GPIB jemaat "IMMANUEL" di Probolinggo

62 335 421357 // 431237 , Rayon-B , Regio-II , BP Mupel Jatim ................................................................................................................. Tema (2006 - 2011) : Mempersiapkan Masa Depan Bangsa yang Damai dengan Sikap Tulus dan Jujur (Mazmur 37 : 37) ..................... Sub-tema (2006 - 2007) : Membangun Masa Depan dengan Semangat Perdamaian dan Pemulihan dalam Yesus Kristus (Roma 15 : 7)

Monday, January 17, 2005

e-SGK , 19 Januari 2005

MINGGU EPIPHANIA II
Hari Rabu, 19 Januari 2005

YESUS : FIRMAN dan PENABURNYA
Injil Markus 4 : 1 – 20

Pendahuluan
Injil Markus ditulis sebelum tahun 70. Ada yang mengatakan antara tahun 55/60 ; 65/66 ; dan seterusnya. Dengan kata lain Injil Markus ditulis sebelum Yerusalem diruntuhkan dan merupakan Injil tertua daripada ketiga Injil lainnya ( Matius, Lukas, dan Yohanes). Markus menulis Injil ini dengan tujuan untuk orang-orang bukan Yahudi (khususnya Roma). Pada waktu itu, sebagaimana diketahui bahwa pengaruh kekuasaan dan kehebatan Kekaisaran Romawi sangat besar. Masing-masing Injil ditulis dengan kekhasannya sendiri. Markus menyaksikan tentang keselamatan Allah melalui Tuhan Yesus berupa : kuasa Yesus atas roh jahat, penyakit dan maut. Mujizat-mujizat-Nya dinampakkan dan banyak orang percaya. Banyak hal nyata yang Ia lakukan di luar kemampuan manusia, sehingga manusia percaya dan menerima Dia sebagai Juruselamatnya. Nampaknya orang Roma lebih suka (fokus) pada apa yang diperbuat oleh Tuhan Yesus. Karya keselamatan yang demikian memang dinantikan dan sangat diharapkan oleh bangsa-bangsa. Pada sisi lain, penginjilan yang disampaikan dan diwujud-nyatakan dalam pelayanan (karya) nyata, memang dibutuhkan dapat menguatkan iman umat-Nya. Jika umat-Nya berada dalam keadaan tekanan dan penganiayaan, maka mereka diberi kemampuan untuk hidup dalam pertolongan Tuhan. Mereka tahu bagaimana mereka patut berharap dan berserah pada Yesus Kristus.

Pemahaman Perikop
Dalam mengajar dan memberitakan firman-Nya, Tuhan Yesus memandang perlu untuk menggunakan perumpamaan. Ternyata mengajar dengan perumpamaan itu, merupakan salah satu metode yang dibutuhkan dan dipandang baik. Kadang-kadang Tuhan Yesus menggunakan metode tanya-jawab dan sebagainya. Singkat kata, ketika Tuhan Yesus menggunakan perumpamaan seorang penabur, para murid tidak mengerti, sehingga diperlukan penjelasan. Oleh sebab itu, Ia berkenan memberikan maknanya kepada mereka. Berikut ini adalah baik kita mengetahui tentang perumpamaan penabur dan maknanya.

Pertama
Sebagian benih yang jatuh di pinggir jalan dimakan burung sampai habis. Firman Tuhan yang didengar oleh orang-orang yang di pinggir jalan tidak tahan lama. Lalu datanglah iblis mengambil firman yang baru ditaburkan itu. Mendengar firman Tuhan tapi tidak mencurahkan (memfokuskan) perhatian. Sukacita sebentar saja lalu segera lupa, sebab pengaruh si jahat lebih kuat.
Kedua
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu. Mereka yang mendengar firman Tuhan bergembira tapi tidak tahan lama. Jika datang penganiayaan atau penindasan maka mereka segera murtad. Firman yang didengar itu rupanya tidak berakar atau masuk di hati. Lalu ia menjadi murtad di masa cobaan dan penganiayaan. Kadang-kadang orang Kristen juga murtad karena jabatan, harta dan cinta.
Ketiga
Sebagian jatuh di tengah semak berduri. Orang yang mendengar firman, namun dibebani oleh kekuatiran duniawi, tipu daya kekayaan dan hal lainnya, sehingga menghimpit firman itu dan tidak berbuah. Benih itu mati lemas. Banyak orang tergoda dengan tipu daya kekayaan, sehingga jatuh dalam himpitan godaan si jahat (band. 1 Tim 6 : 10)
Keempat
Sebagian jatuh di tanah yang baik. Orang yang mendengar dan menyambut firman Tuhan. Ia berbuah : ada yang tiga puluh kali lipat, enam puluh kali lipat dan seratus kali lipat. Di tanah yang baik adalah gambaran kesuburan, berbuah dan berlimpah. Ia menerima firman Tuhan, meresapinya dan melakukan dengan tekun dan penuh ketaatan. Ia tabah dan setia, hanya pasrah berserah pada Allah dalam menghadapi berbagai cobaan (godaan). Sebab ia tahu dalam keyakinan imannya pada Tuhan, tangan Tuhan menuntunnya dan membawa kemenangan (band. Yesaya 41 : 10). Kita pun tahu bahwa takut akan Tuhan diberi berkat (rezeki) dan siapa mengandalkan Tuhan diberi berkat (band. Maz 111 : 5 dan Yeremia 17 : 7).

Dalam pemberitaan firman Tuhan, terdapat empat macam sifat manusia sebagai pendengar dan penerimanya. Penabur benih atau pemberita firman Tuhan yang utama adalah Tuhan Yesus, diteruskan oleh para murid-Nya (rasul-rasul) dan kemudian gereja yaitu sekalian orang percaya, yang diutus untuk pergi dan berbuah dan tetap berbuah (band. Yoh. 15 : 16).

Materi diskusi :
1. Mengapa firman Tuhan harus ditabur dan diberitakan ?
2. Siapakah yang harus memberitakan firman Tuhan ? Jelaskanlah dan berikanlah contohnya.
3. Apakah anda punya pengalaman : ketika kesaksian anda di tengah masyarakat sekitar mendapat reaksi (tanggapan) yang kurang menyenangkan ? Dalam keadaan demikian, bagaimana anda bersikap ?

( SABDA GUNA KRIDA GPIB, Edisi 56 Januari-Pebruari 2005 )