GPIB jemaat "IMMANUEL" di Probolinggo

62 335 421357 // 431237 , Rayon-B , Regio-II , BP Mupel Jatim ................................................................................................................. Tema (2006 - 2011) : Mempersiapkan Masa Depan Bangsa yang Damai dengan Sikap Tulus dan Jujur (Mazmur 37 : 37) ..................... Sub-tema (2006 - 2007) : Membangun Masa Depan dengan Semangat Perdamaian dan Pemulihan dalam Yesus Kristus (Roma 15 : 7)

Wednesday, January 19, 2005

e-SGD , 23 Januari 2005

MINGGU EPIPHANIA III
Hari Minggu, 23 Januari 2005

YESUS : KESELAMATAN UNTUK SEMUA ORANG
Injil Markus 7 : 24 – 30


Apakah anda membutuhkan pertolongan? Terlepas dari apapun jawaban saudara, mendengar kalimat tsb saja, banyak orang merindukannya. Mereka berusaha memperolehnya dengan sekuat tenaga. Kalau perlu apa saja mau mereka lakukan, asal bisa tertolong untuk dapat keluar dari suatu permasalahan

Seorang perempuan Siro Fenisia berusaha dengan gigih supaya anak perempuannya bisa tertolong dari kerasukan roh jahat. Perempuan itu mendengar bahwa Yesus datang dan berada dalam sebuah rumah di daerah Tirus, suatu daerah yang terletak di luar wilayah Yahudi. Kedatangan Yesus di daerah inipun dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Tetapi tetap saja berita tentang kedatangan-Nya tidak dapat disembunyikan. Kesempatan yang baik ini dipergunakan oleh seorang perempuan berkebangsaan Yunani datang pada-Nya. Dengan sikap tersungkur di depan kaki Yesus, dia memohon supaya Yesus dapat menolong anaknya yang kerasukan roh jahat.
Sikap tersungkur di depan kaki Yesus, menunjukkan bahwa perempuan Siro Fenisia ini sangat menghormati Yesus. Yesus dihormati karena kuasa yang dimiliki-Nya. Perempuan ini sudah mendengar dari orang lain tentang kuasa yang dimiliki Yesus terbukti dapat menolong banyak orang melalui mujizat yang dilakukan-Nya. Untuk itu dia berusaha berjumpa dengan Yesus dan sangat berharap supaya mujizat itu juga dialami oleh anaknya. Dengan demikian perempuan ini, sangat membutuhkan Yesus. Dia ingin melakukan apa saja, asal anaknya dapat ditolong oleh Yesus.

Perjumpaan dengan Yesus tidak langsung menjawab pergumulannya, melainkan didahului dengan semacam ”penolakan”. Hal ini menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapinya. Untuk itu butuh kesabaran dan kesetiaan menanti pertolongan Yesus. Dalam hal ini, Injil Matius lebih rinci menggambarkannya. Matius menggambarkan bagaimana Yesus sama sekali tidak menjawab permohonannya, bahkan murid-murid-Nya menyuruh wanita itu pergi. Yesus bahkan menjawab ”Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”. (Matius 15 : 23 – 24). Ini berbeda dengan Markus yang menampilkan suatu gambaran yang sangat ringkas. Markus hanya menunjukkan sikap Yesus yang mengatakan ”biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing” (ayat 27). Perkataan Yesus ini menunjukkan bagaimana pandangan orang Yahudi terhadap orang di luar Yahudi. Orang Yahudi menganggap orang di luar Yahudi sebagai kafir dan dengan demikian disamakan dengan anjing. Untuk itu tidak diperkenankan ada perjumpaan antara orang Yahudi dan non Yahudi.

Jadi apakah dengan begitu, perjumpaan antara Yesus dan perempuan non Yahudi melanggar hukum Yahudi ? Persoalannya di sini bukan terletak pada apakah Yesus melanggar hukum Yahudi atau tidak, tetapi Yesus mau menunjukkan bahwa pelayanan-Nya tidak hanya terbatas untuk orang Yahudi saja tetapi juga untuk orang-orang di luar Yahudi. Hal itu ditunjukkan Yesus melalui kesedian-Nya berjumpa dengan perempuan ini. Memang Yesus diutus pertama-tama untuk orang Yahudi (Mat. 10 : 5). Itu juga nampak dari ucapan-Nya dalam ayat 27. Gambaran roti di sini mengandung makna anugerah kehidupan atau keselamatan yang pertama-tama diberikan kepada umat-Nya Israel. Tetapi kemudian bangsa lainpun akan menikmati anugerah kehidupan itu (Roma 1 : 16). Hal itu juga terlihat ketika dengan jujur perempuan tersebut mengatakan ”benar Tuhan, tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak” (ayat 28). Disatu pihak, itu berarti bahwa perempuan tsb menerima pandangan orang Yahudi terhadap orang non Yahudi termasuk dirinya. Dan di pihak lain, perempuan itu tetap berharap supaya anugerah kehidupan / keselamatan yang disediakan kepada orang Yahudi itu dapat dia dan anaknya yang kerasukan roh jahat menikmatinya juga, walaupun itu hanya sebatas remah-remah yang dijatuhkan anak-anak. Jawaban jujur berisi harapan yang keluar dari prempuan non Yahudi ini kemudian membuahkan hasilnya. Yesus katakan ”karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu” (ayat 29). Itu berarti bahwa perjumpaan dengan Yesus telah mengubah pandangannya dan melahirkan suatu kehidupan iman yang baru bahwa anugerah kehidupan / keselamatan tidak hanya disediakan kepada orang Yahudi tetapi juga untuk semua orang.

Beberapa catatan praktis yang dapat dikembangkan :
1. Dunia kita yang serba instant dan cepat ini, dapat mempengaruhi manusia untuk memaksa Tuhan menuruti keinginannya. Kita mau supaya Tuhan cepat juga menjawab dan menolong ketika kita butuh pertolongan-Nya. Seolah-olah Tuhan dapat didikte dan diatur sesukanya.
2. Tuhan tetap menolong orang yang berseru kepada-Nya, tetapi segala sesuatu itu butuh kesabaran, kesetiaan dan kerendahan hati sambil menunggu jawaban Tuhan atas segala permohonan kita
3. Tuhan tidak pilih kasih dalam menyatakan anugerah keselamatan-Nya, itu sebabnya pertolongan yang diberikan kepada manusiapun tidak hanya ditujukan kepada sekelompok orang atau suatu bangsa tetapi untuk semua orang yang mau datang dan percaya pada-Nya

( SABDA GUNA DHARMA, Edisi 88 Januari – Pebruari 2005 )