GPIB jemaat "IMMANUEL" di Probolinggo

62 335 421357 // 431237 , Rayon-B , Regio-II , BP Mupel Jatim ................................................................................................................. Tema (2006 - 2011) : Mempersiapkan Masa Depan Bangsa yang Damai dengan Sikap Tulus dan Jujur (Mazmur 37 : 37) ..................... Sub-tema (2006 - 2007) : Membangun Masa Depan dengan Semangat Perdamaian dan Pemulihan dalam Yesus Kristus (Roma 15 : 7)

Monday, January 24, 2005

e-SGK , 26 Januari 2005

MINGGU EPIPHANIA III
Hari Rabu, 26 Januari 2005

YESUS : PENCIPTA KEAJAIBAN
Injil Markus 8 : 22 – 26


Pengantar

Dalam perjalanan Yesus dan murid-murid-Nya melalui laut telah membawa mereka tiba di Betsaida. Dalam ayat 23 Betsaida adalah sebuah kampung, tetapi pada zaman itu bukan lagi merupakan sebuah kampung karena raja Filipus telah mengubahnya menjadi sebuah kota dengan nama Betsaida Yulias. Namun bagi rakyat, Betsaida tetap merupakan sebuah kampung.

Cerita Yesus menyembuhkan seorang buta di Betsaida ini hanya dijumpai dalam Injil Markus. Peristiwa ajaib yang dibuat Yesus di sinipun dilakukan secara bertahap, tidak sekaligus seperti dijumpai dalam berbagai peristiwa ajaib yang dibuat Yesus. Belum dapat dipastikan mengapa demikian, tetapi paling tidak itulah suatu cara yang dipakai Yesus dalam pelayanan-Nya.

Telaah Perikop

Ayat 22. Setelah tiba di Batsaida, ada orang yang membawa seorang buta kepada Yesus dan memohon supaya Yesus menjamahnya. Ini menunjukkan bahwa kabar tentang Yesus bahwa Dia dapat melakukan berbagai keajaiban telah sampai di lingkungan masyarakat Betsaida

Ayat 23 – 25 Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawanya keluar kampung. Menunjukkan bahwa Yesus menyambut orang buta itu. Tidak ada ucapan “sinis atau semacam penolakan” dari Yesus maupun murid-murid-Nya seperti yang dialami oleh perempuan Siro Fenisia (Markus 7 : 24 – 30, lihat juga Matius 15 : 21 – 28). Kita juga tidak dapat memastikan mengapa Yesus membawa orang ini keluar kampung. Mungkin saja Yesus ingin sendirian dengan dia dan tidak ingin diganggu oleh orang banyak.

Hal yang menarik yaitu proses penyembuhan berlangsung secara bertahap. Pada awalnya, mata orang buta itu diludahi-Nya dan Yesus meletakkan tangan atas orang itu. Hasilnya, dia dapat melihat orang jalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon. Selanjutnya Yesus meletakkan tangan-Nya pada mata orang itu, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Mengapa begitu ? Itulah cara Yesus melakukan keajaiban. Yesus dapat memakai berbagai cara untuk menyatakan kuasa-Nya. Dalam keempat kitab Injil, ada empat keajaiban penyembuhan orang buta yaitu Matius 9 : 27-30, Markus 8 : 22-26; 10 : 46-52 dan Yohanes 9 : 1-41. Dari empat peristiwa itu, Yesus menggunakan cara yang berbeda-beda. Untuk seseorang Yesus memakai suatu benda, orang lain tidak. Yang seorang disembuhkan-Nya sekaligus, yang lainnya bertahap.

Kalaupun Yesus memakai benda tertentu seperti ludah atau tanah, bukan berarti bahwa benda itu sumber kesembuhan atau yang mendatangkan kesembuhan. Kesembuhan itu berasal dari dan di dalam Yesus Kristus. Penggunaan suatu benda hanya cara atau sarana untuk menyatakan kuasa Allah sebagai pencipta keajaiban.

Ayat 26 Yesus menyuruh orang itu pulang ke rumahnya, tetapi jangan masuk ke kampung. Kita tidak dapat memastikan mengapa orang ini dilarang masuk kampung, mungkin Yesus tidak mau kalau orang lain mengetahuinya. Dan biarlah orang yang ada di rumahnya yang mengetahui dahulu

Pertanyaan untuk diskusi
1. Banyak orang memakai air atau minyak (sering juga disebut minyak urapan) untuk melayani orang sakit, Bagaimana pendapat saudara ?
2. Saudara sudah datang pada Yesus dalam doa memohon kesembuhan, tetapi kesembuhan itu belum juga diberikan. Apakah anda akan tetap setia untuk datang terus pada Yesus atau mencari ”orang pintar” ?
3. Apa yang saudara akan lakukan jika mengetahui bahwa ada teman saudara seiman sering ke ”orang pintar atau dukun” ?

( SABDA GUNA KRIDA GPIB, Edisi 56 Januari-Pebruari 2005 )