GPIB jemaat "IMMANUEL" di Probolinggo

62 335 421357 // 431237 , Rayon-B , Regio-II , BP Mupel Jatim ................................................................................................................. Tema (2006 - 2011) : Mempersiapkan Masa Depan Bangsa yang Damai dengan Sikap Tulus dan Jujur (Mazmur 37 : 37) ..................... Sub-tema (2006 - 2007) : Membangun Masa Depan dengan Semangat Perdamaian dan Pemulihan dalam Yesus Kristus (Roma 15 : 7)

Monday, February 14, 2005

e-SBA KAKc , 20 Pebruari 2005

08 Minggu, 20 PEBRUARI 2005

POKOK UTAMA : YESUS dari Nazaret adalah Allah Yang Sejati dan Manusia Yang Sejati.
TUJUAN KURIKULER : Menjelaskan kepada warga jemaat dan pembaca bahwa dalam diri Yesus dari Nazaret, Allah menyatu dengan manusia berdosa.
POKOK BAHASAN : Di dalam dan melalui YESUS dari Nazaret, Allah telah datang ke dunia untuk membebaskan manusia dari kuasa dosa dan memberi kepada manusia hidup baru bersama Allah.
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM : Agar warga jemaat dan pembaca memahami dan mengimani bahwa Yesus adalah Tuhan yang datang ke dunia untuk memberi kehidupan baru bagi manusia, yaitu kehidupan bersama Allah.
SUB POKOK BAHASAN : Hamba Yang Setia Dalam Derita


Bahan Alkitab : AYUB 2 : 1 - 13
Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat :

1. Menceritakan ulang cerita tentang Ayub;
2. Memahami cerita Ayub melalui kegiatan bermain peran;
3. Menjelaskan hubungan antara Ayub dan kehidupan mereka sehari-hari.

MATERI PELAJARAN
KONTEKS

Kita tidak tahu siapa yang menulis kitab Ayub dan kapan kitab Ayub ditulis. Sebab kitab Ayub tidak mencantumkan nama penulisnya. Juga tidak ada informasi kapan kitab Ayub ditulis. Ada pendapat yang mengatakan bahwa Ayub sendiri yang menulis kitab Ayub setelah semua peristiwa yang ia alami berlalu. Ayub hidup sekitar tahun 2000 sebelum masehi. Jadi kitab Ayub ditulis sekitar tahun 2000 sebelum masehi. Pendapat yang lain mengatakan, kitab Ayub ditulis sekitar tahun 900 – 950 sebelum masehi, yaitu pada masa atau tidak lama setelah raja Salomo memerintah sebagai raja di Israel. Sebab bentuk sastra dan gaya penulisannya mirip dengan kitab-kitab sastra hikmat pada masa itu. Pendapat yang lain lagi mengatakan, kitab Ayub ditulis sekitar tahun 586 – 538 sebelum masehi, yaitu setelah orang-orang Yehuda dibuang ke Babel. Sebab pada masa itu, orang-orang Yehuda, umat Tuhan, sedang mencari jawaban teologis dari bencana yang sedang mereka alami.
Yang jelas, kitab Ayub ditulis untuk memberikan jawaban atas persoalan yang sedng terjadi pada waktu. Waktu itu, orang selalu bertanya-tanya, Mengapa Tuhan yang Maha Pengasih membiarkan orang benar, orang yang hidup takut akan Tuhan hidup mederita, bahkan membiarkan mereka mengalami penderitaan yang paling hebat ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis kitab Ayub menyampaikan sebuah cerita tentang pergumulan seorang tokoh bernama Ayub. Cerita itu disampaikan dalam sistematika sebagai berikut : Pertama, PROLOG yang menceritakan tentang Ayub dan musibah yang dialaminya (Pasal 1 – 2). Kedua, tiga buah DIALOG yang terjadi antara Ayub dengan ketiga sahabatnya, Elifas, Bildad, dan Zofar (Pasal 4 – 31). Ketiga, empat buah MONOLOG dari Elihu, sahabat Ayub yang usianya paling muda (Pasal 32 – 37). Keempat, jawaban Tuhan kepada Ayub dan jawaban Ayub kepada Tuhan (Pasal 38:1 – 42:6). Kelima, EPILOG yang menceritakan tentang pemulihan Ayub (Pasal 42:7-17). Ayub 14:1-22 merupakan bagian dari dialog yang pertama antara Ayub dengan ketiga sahabatnya (Pasal 4 - 14). Dialog itu dimulai dengan pendapat yang disampaikan Elifas tentang penderitaan Ayub (Pasal 4 – 5) dan dilanjutkan dengan tanggapan Ayub atas pendapat Bildad (Pasal 9 – 10). Kemudian pendapat yang disampaikan Zofar tentang penderitaan Ayub (Pasal 11) dan tanggapan Ayub atas pendapat Zofar (Pasal 12 – 14).
Ayub 2 : 1 – 13 merupakan bagian dari prolog kitab Ayub. Prolog itu diawali dengan cerita tentang sosok bernama Ayub (1:1-5) kemudian dilanjutkan dengan cerita tentang musibah yang Ayub alami (1:6 – 2:13). Musibah pertama yang Ayub alami adalah Ayub kehilangan harta kekayaannya (Ayub 1:6-12). Musibah kedua yang Ayub alami adalah Ayub kehilangan semua anak-anaknya (Ayub 1:13-22). Dan musibah ketiga yang Ayub alami adalah Ayub mengalami sakit kulit yang parah (Ayub 2 :1-13).

PENJELASAN TEKS
Ayat 1
Sidang Ilahi ini adalah Sidamng Ilahi yang kedua yang diceritakan oleh penulis kitab Ayub. Sidang Ilahi ini dipimpin oleh Allah sendiri dan dihadiri oleh anak-anak Allah, yaitu para malaikat di sorga. Seperti pada sidang Ilahi yang pertama, dalam sidang Ilahi yang kedua, iblis juga hadir sebagai peserta sidang.
Ayat 2
Mengenai iblis dan pekerjaannya, penulis kitab Ayub mengatakan bahwa pekerjaan iblis adalah mengitari bumi untuk mencari-cari kesalahan menusia dan menyampaikannya kepada Allah sebagai sebuah tuduhan / dakwaan
Ayat 3
Iblis pernah menyampaikan tuduhan tentang Ayub kepada Allah. Bahwa kesetiaan dan ketaatan Ayub kepada Allah bukan kesetiaan dan ketaatan yang sungguh-sungguh melainkan kesetiaan dan ketaatan yang disebabkan karena Allah memberkati Ayub dengan kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Kesetiaan dan ketaatan Ayub kepada Allah akan sirna ketika Allah tidak lagi memberkati Ayub dengan kehidupan yang sejahtera dan bahagia (Ayub 1:9-11). Allah mengatakan kepada iblis bahwa telah terbukti, tuduhan iblis itu tidak benar. Sebab sekalipun Ayub telah kehilangan semua hartanya dan semua anaknya, Ayub tetap setia dan taat kepada Tuhan.
Ayat 4 - 5
Iblis kembali menyampaikan tuduhan tentang Ayub kepada Allah. Bahwa kesetiaan dan ketaatan Ayub kepada Allah akan sirna bahkan Ayub akan berbalik mengutuki Allah ketika Allah membiarkan tubuh Ayub menderita.
Ayat 6
Allah memberi kepada iblis kesempatan untuk membuktikan kebenaran tuduhannya itu. Allah memberi kepada iblis kesempatan seluas-luasnya untuk menulahi tubuh Ayub dengan penyakit. Tetapi Allah tidak memberi kepada iblis kesempatan untuk mengambil nyawa Ayub karena hanya Allah satu-satunya yang berhak untuk mengambil nyawa Ayub.
Ayat 7 – 8
Karena Allah telah memberi kepada iblis kesempatan itu, maka iblis menulahi tubuh Ayub dengan penyakit kulit yang mengerikan, sehingga membuat Ayub harus diasingkan dari masyarakat (bandingkan kitab Imamat 13 : 44 – 59)
Ayat 9 – 10
Iblis tidak hanya membuat tubuh Ayub menderita. Iblis juga membuat batin Ayub sangat menderita. Isteri Ayub, penolong yang Allah berikan kepada Ayub (Kejadian 2:18) justru meninggalkan Ayub di tengah penderitaan yang sedang Ayub alami.
Ayat 11 – 13
Penderitaan yang Ayub alami sangat berat. Sebab ketika Elifas, orang Teman, Bildad, orang Suah, dan Zoar, orang Naam, adalah sahabat-sahabat karib Ayub datang menjumpai Ayub untuk menyampaikan belasungkawa kepada Ayub dan menghibur Ayub di dalam penderitaannya (ayat 11), mereka ikut berduka melihat penderitaan yang Ayub alami (ayat 12-13).

PEMAHAMAN TEOLOGI
Iblis tidak menghendaki Ayub sebagai seorang hamba Tuhan hamba-hamba Tuhan yang lain, hidup setia dan taat kepada Tuhan. Karena itu iblis dengan segala tipu muslihatnya berusaha membuat Ayub dan hamba-hamba Tuhan yang lain berpaling dari Tuhan bahkan mengutuki Tuhan. Tuhan memberi ijin kepada iblis untuk mencobai Ayub dan hamba-hamba Tuhan yang lain. Sekalipun Ayub sangat menderita karena iblis menghajarnya dengan penyakit yang menjijikkan, Ayub sebagai seorang hamba Tuhan tetap seyia dan taat kepada Tuhan.

PENERAPAN
Iblis selalu ingin membuat anak-anak Tuhan berpaling dari-Nya. Dengan segala godaannya, iblis berharap dapat menang atas manusia, dan manusia meninggalkan Tuhan untuk menyembahnya. Ketaatan dan kesetiaan anak-anak Tuhan pada perintah Tuhan akan menjadi senjata yang ampuh untuk melawan si iblis. Bahkan jika kita ada dalam Tuhan, maka Ia tidak akan membiarkan kita dipermainkan oleh iblis.

CONTOH CERITA
Cerita tentang Ayub dapat disampaikan kepada anak layan untuk menjelaskan tentang kesetiaan dan ketaatan seorang yang percaya kepada Tuhan. Cerita tersebut dapat disampaikan dengan mempergunakan gambar-gambar tentang Ayub.

AKTIVITAS
1. Anak layan diajak bermain, dimana setiap anak diminta berperan sebagai Allah, Ayub, iblis, isteri Ayub, Elifas, Bildad dan Zofar.
2. Setiap pemeran dikalungkan kertas karton yang telah ditulisi nama tokoh yang ia perankan. Hal ini untuk memudahkan anak-anak mengingat nama-nama tokoh dalam kisah Ayub kali ini.
3. Mintalah anak-anak menceritakan ulang kisah Ayub.


Pdt Ny D Meijer-H , M. Th.

( SABDA BINA ANAK Kelas Anak Kecil edisi Januari-Pebruari 2005 )