GPIB jemaat "IMMANUEL" di Probolinggo

62 335 421357 // 431237 , Rayon-B , Regio-II , BP Mupel Jatim ................................................................................................................. Tema (2006 - 2011) : Mempersiapkan Masa Depan Bangsa yang Damai dengan Sikap Tulus dan Jujur (Mazmur 37 : 37) ..................... Sub-tema (2006 - 2007) : Membangun Masa Depan dengan Semangat Perdamaian dan Pemulihan dalam Yesus Kristus (Roma 15 : 7)

Monday, February 07, 2005

e-SGD , 13 Pebruari 2005

MINGGU PRA PASKAH I
Hari Minggu, 13 Pebruari 2005

RENCANA MEMBUNUH YUSUF
Kitab Kejadian 37 : 12 – 24

Saudara seiman,

Tradisi (naskah tertulis maupun cerita lisan) yang berkembang di sekitar tokoh Yusuf, anak Yakub dan Rachel, amat menarik direnungkan pada Minggu Epiphania V menjelang Gereja memasuki Minggu Pra Paskah I. Yusuf, anak Yakub, amat disayangi ayahnya. Ia seorang yang idealis, sebagaimana mimpi (Ibr. halom dapat juga diterjemahkan ke dalam kata : cita-cita) yang diceritakan kepada kaum keluarganya. Ia santun dalam pergaulan dan rendah hati di hadapan kaum keluarganya. Ia bersama adiknya, Benyamin, selalu berada di rumah. Mereka tidak mengikuti saudara-saudara lain, jika mereka pergi ke ladang atau berburu. Itulah sebabnya Yakub menyuruhnya mengantarkan makanan pada saudara-saudaranya.

Akan tetapi sudah sejak lama saudara-saudaranya merencanakan untuk menyingkirkan Yusuf entah dengan cara apapun. Kesempatan itu ditemukan, ketika Yusuf datang mengantarkan makanan. Mereka berdebat di sekitar bagaimana cara menghabisi riwayat Yusuf. Berbagai cara dipikirkan dan didebatkan, akhirnya mereka menjual Yusuf kepada pedagang orang Midian yang lewat di padang penggembalaannya. Untuk menutupi perbuatan dosanya, saudara-saudara Yusuf menyembelih kambing dan mencelupkan jubah Yusuf ke dalam darah itu. Mereka pulang bertemu Yakub, dan dengan wajah gundah mereka menipu Yakub, bahwa Yusuf, adiknya itu, sudah mati dimangsa binatang buas.

Cerita itu mirip cerita tentang bagaimana pemuka Yahudi, yakni : orang Saduki, Parisi, ahli kitab dan para Imam merencanakan pembunuhan Yesus Kristus. Perencanaan itu bertolak dari pemikiran, bahwa kehadiran Yesus telah menggoncangkan kedudukan mereka sebagai Pemimpin sosial maupun agama Yahudi. Pemunculan Yesus di depan umum serta perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya telah membuat mereka kehilangan pamor dan pengikut di dalam masyarakat. Berbagai alasan dicari untuk dapat menyingkirkan Yesus.

Dalam Minggu Sengsara I ini kita diajak memahami berbagai hal yang berkaitan dengan perencanaan orang Yahudi untuk membunuh Yesus. Perbuatan itu sendiri, sekalipun Yesus sudah tidak ada dalam keadaan jasmaniah, bersama dengan gereja saat ini. Namun apa yang dialami Yesus Kristus akan selalu harus diperhatikan Gereja. Bukan tidak mungkin terjadi, ada segelintir manusia yang berpikir dan sedang merencanakan bagaimana caranya menghambat pertumbuhan dan perkembangan Gereja Yesus Kristus. Bukan tidak mungkin ada rencana yang tersusun rapi untuk menjebak Gereja ke dalam pelaksanaan politik praktis. Ketika Gereja terjun melakukannya, maka ada kesempatan untuk mencela, bahkan menjadi sasaran empuk dijadikan korban sembelihan politik praktis.

Gereja diingatkan oleh peristiwa yang pernah terjadi dalam kehidupan Yusuf dan Tuhan Yesus, agar bersikap prihatin dan mengantisipasi berbagai perubahan sosial-politik yang dapat menghancurkan kehidupannya. Namun dalam pemikiran seperti itu, Gereja tidak perlu merasa ciut dan gentar; sebab sekalipun orang-orang Kristen dipersembahkan sebagai martir di atas panggung politik, Gereja Yesus Kristus akan terus bertumbuh, berkembang dan berbuah. Apakah alasannya ? Karena Gereja itu milik Kristus Yesus : Anak Allah Yang Hidup. Dialah yang empunya kuasa. Dialah yang akan membawa Gereja menuju kemenangan sesuai dengan kehendak-Nya sendiri.

( SABDA GUNA DHARMA, Edisi 88 Januari – Pebruari 2005 )