GPIB jemaat "IMMANUEL" di Probolinggo

62 335 421357 // 431237 , Rayon-B , Regio-II , BP Mupel Jatim ................................................................................................................. Tema (2006 - 2011) : Mempersiapkan Masa Depan Bangsa yang Damai dengan Sikap Tulus dan Jujur (Mazmur 37 : 37) ..................... Sub-tema (2006 - 2007) : Membangun Masa Depan dengan Semangat Perdamaian dan Pemulihan dalam Yesus Kristus (Roma 15 : 7)

Monday, March 07, 2005

e-SKG , 9 Maret 2005

MINGGU PRAPASKAH IV
Hari Rabu, 9 Maret 2005

Aku telah memberikan teladan, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang Kuperbuat kepadamu (ay. 15)

MENELADANI YESUS
Yohanes 13 : 1 – 20

Pendahuluan
Bacaan kita menggambarkan pada hari sebelum Paskah, Yesus berkumpul bersama murid-murid-Nya dalam suatu perjamuan. Tiba-tiba saja Yesus mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Kemudian, Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya. Lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Tindakan Yesus yang menaruh diri-Nya pada kedudukan seorang hamba atau pelayan, tentu saja sebuah tindakan simbolis yang ingin menyampaikan banyak hal atau pesan-pesan kepada murid-murid-Nya. Tentu juga pesan-pesan bagi kita murid-murid-Nya di zaman modern ini. Kita perlu menggali makna dan pesan-pesan dari tindakan-Nya itu.

Penelaahan Teks

Ayat 1. Yesus memberitahukan kepada murid-murid-Nya bahwa saatnya telah tiba. Ia akan meninggalkan dunia ini. Dia mencintai mereka sampai pada kesudahannya.

Ayat 2-3. Dalam acara makan bersama itu, kita dapat amati setan juga bekerja. Ia membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot mengkhianati Yesus. Yesus juga tahu bahwa segala sesuatu telah diserahkan Bapa kepada-Nya. Ia datang dari Bapa dan akan kembali kepada Bapa. Ada pesan yang ingin Ia sampaikan kepada murid-murid-Nya.

Ayat 4-5. Dalam perjamuan ini mungkin tidak hadir seorang hamba atau pelayan yang membasuh kaki Yesus dan murid-murid-Nya. Satu hal yang biasa dilakukan oleh hamba-hamba di Timur Tengah salam rangka menyambut tamu-tamu di rumah tuannya. Murid-murid-Nya juga merasa tidak cocok melakukan pekerjaan itu. Melihat itu, Yesus mengambil inisiatif dan kesempatan memainkan peran sebagai seorang hamba atau pelayan yang membasuh kaki tamu-tamunya.

Ayat 6-11. Petrus tidak memahami yang dilakukan Yesus dan merasa tidak pantas Yesus sebagai Tuhan dan guru membasuh kakinya. Ia menolak Yesus melakukan itu bagi dirinya. Akan tetapi Yesus mengatakan : ”Apa yang kubuat engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengerti kelak”. Ketika Petrus masih berkeras, Tuhan berkata : ”Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku”. Yesus memahaminya secara rohaniah (simbolis), tetapi Petrus secara fisik dan kelihatan. ”Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh dirinya lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya”. Kakilah yang terkena debu dan menjadi kotor dan karena itu perlu dibersihkan. Pengaruh duniawi yang melekat pada diri murid-murid-Nya itu yang harus disingkirkan dan dibersihkan. Yesus kembali menunjuk pada Yudas yang berencana mengkhianatinya. Yudas tidak bersih, bukan hanya pada kakinya, melainkan keseluruhan tubuhnya, malahan hatinya yang terdalam tercemar dan kotor.

Ayat 12. Setelah menyelesaikan pelayanan membasuh kaki murid-murid-Nya, Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya semula. Ia mengharapkan murid-murid-Nya mengerti sekarang.

Ayat 13-17. Yesus Kristus sebagai guru dan Tuhan telah memberikan keteladanan kepada murid-murid-Nya. Ia telah merendahkan diri-Nya melayani, demikian Ia ingin murid-murid supaya juga saling merendahkan diri melayani. Jangan bersaing ingin menjadi yang paling besar dan lalu bukan melayani melainkan menuntut dilayani. Tuhan Yesus yang lebih tinggi dan lebih besar dari murid-murid-Nya saja rela merendahkan diri-Nya melayani, maka kita pun wajib mencontoh pada apa yang telah dikerjakan-Nya itu. Jika kita tahu semua ini dan melakukannya, kita pun turut berbahagia.

Ayat 18-20. Yesus mengulangi pernyataan-Nya mengenai pengkhianatan Yudas. (Bd. Mz 49:9). Semuanya akan berjalan sesuai rencana Allah. Murid-murid tidak usah bertanya lagi mengenai apa sebab Ia memilih Yudas. Barangsiapa menerima Yesus Kristus, berarti juga menerima Bapa yang mengutus-Nya.

Renungan Singkat

Tindakan Yesus nempaknya bertolak belakang dengan nilai-nilai duniawi dan kebiasaan-kebiasaan duniawi. Nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak cocok untuk diterapkan dalam kehidupan bergereja dan berjemaat. Khususnya, dalam menunaikan tugas panggilan pelayanan dan pengutusan gereja.
Dalam pelayanan gereja, setiap orang dituntut agar dapat merendahkan dirinya dan menempatkan dirinya sebagai pelayan. ”Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu ; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mt 20:26-28)
Yesus juga sedang memberi contoh kepada murid-murid-Nya bagaimana mereka harus bisa saling merendahkan dirinya melayani. Keangkuhan, kesombongan, tinggi hati bukanlah sikap yang cocok dalam melayani di mata Tuhan. Sebab, setiap orang yang meninggikan dirinya akan direndahkan, dan setiap orang yang merendahkan dirinya akan ditinggikan-Nya.
Oleh karena itu, kuasa dan jabatan yang Tuhan berikan dalam gereja bukanlah untuk mencari kehormatan dan kemuliaan bagi diri sendiri. Akan tetapi, justru melaluinya agar kita memberikan kehormatan dan kemuliaan bagi Tuhan yang telah merendahkan diri-Nya, rela dihina, ditolak, disalibkan, menderita dan mati bagi keampunan segala dosa kita. Bagi-Nyalah yang kini memerintah gereja-Nya bersama Bapa dan Roh Kudus segala hormat dan kemuliaan dan puji-pujian sampai selama-lamanya!

Pertanyaan untuk dipercakapkan
1. Bagaimana pendapat anda mengenai sikap dan tindakan Yesus mencuci kaki murid-murid-Nya? Contoh dan keteladanan apa yang dapt kita pelajari darinya ?
2. Kesulitan apa yng dihadapi para pelayan dalam gereja melakukan seperti apa yang dilakukan Yesus ? Dapatkah anda sendiri melakukannya ?

( SABDA GUNA KRIDA , Edisi 57 Maret – April 2005 )